BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 06 Juni 2009

Jawaban Hand Out PLLB

Jawaban HandOut PLLB
KUALA (ESTUARI)

SOAL

1. Tentukan posisi (titik koordinat) (1) Hudson Bay (2) Mekong River (3) Teluk Tomini (Petunjuk : Cari informasi ketigatempat di atas, cari posisi tersebut menggunakan google earth).
(1) Titik koordinat Hudson Bay: 5942’28.15 LU - 8438’48.94 BB.









Gambar 1. Hudson Bay (Kanada)
(2) Titik Koordinat Mekong River : 1541’59.72 LU - 10529’24.39 BT.










Gambar 2. Mekong River (Cina)





(3) Titik KoordinatTeluk Tomini : 035’35.04 LS - 12055’42.77 BT










Gambar 3. Teluk Tomini (Sulawesi Utara)

2. Jelaskan perbedaan ketiga lokasi tersebut sebagai kawasan kuala (dilihat dari aspek landscape dan biodiversity)!
Dilihat dari aspek landscapenya untuk kawasan Hudson bay berada di Negara Kanada. Berdasarkan titik koordinatnya pun kita dapat melihat keadaan yang terjadi pada daerah tersebut. Untuk Hudson bay yang terletak pada 5942’28.15 LU - 8438’48.94 BB, dapat kita lihat bahwa daerah ini terletak tidak jauh dari samudera Artik. Pada Samudera Artik suhu rata-rata untuk daerah ini pertahunnya sekitar -5C hingga -2C, dengan suhu paling panas berkisar 10,5C hingga 11,5C serta suhu yang paling dingin berkisar antara -19C hingga -16C. Setelah kita mengetahui suhu pada daerah tersebut, dari aspek biodiversitas kita dapat melihat apa saja keanekaragaman yang terdapat di daerah tersebut, baik itu flora atau fauna yang dapat hidup pada daerah tersebut.
Daerah Hudson bay agak dingin, jenis-jenis flora yang hidup sekitar daerah ini anatara lain sejenis pohon cemara, tamarack, shining willow, bebb willow, serta tumbuhan lainnya yang terdiri atas semak belukar eriacaceous, cottongrass, lumut sphagnum, teh Labrador utara, lapland rosebay, crowberry hitam, arbei, kutub lumut rusa, dan sebangsa lumut karibu. Selain itu di bagian utaranya tedapat tundra tanpa pepohonan, di bagian selatan terdapat taiga. Sedangkan untuk fauna yang dapat hidup di daerah ini baik di sekitar ataupun di dalam Hudson bay itu sendiri di antaranya hewan-hewan yang memiliki bulu yang dapat melindungi dirinya dari dinginnya suhu pada daerah tersebut seperti beruang kutub, musang, serigala, kelinci sepatu salju, kijang ekor putih, rusa besar, biri-biri dan lain-lain. Burung-burung diantaranya seperti burung hantu boreal, elang berekor merah, jalak hitam walet pohon, angsa kanada, angsa salju, Bebek hitam amerika, pintail utara, angsa tundra, belibis bersayap hijau, itik jantan, Bebek hitam burung belibis biru. Selain itu juga terdapat banyak jenis ikan, seperti ikan haring danau.
Sungai Mekong merupakan sungai terpanjang ke-12 dengan panjang berkisar 4.350-4909 km dan sungai terbesar volume ke-10 dengan luas kawasannya sebesar 795.000 km2. Berdasarkan aspek landscapenya sungai Mekong terbentang sepanjang Cina-Myanmar-Laos-Thailand-Kamboja hingga Vietnam. Karena variasi musim yang sangat berbeda dalam aliran dan adanya rapid dan air terjun membuat navigasi sangat sulit. Sedangkan berdasarkan aspek biodiversitasnya, sungai Mekong memiliki beranekaragam kekayaan alam karena alirannya yang menyusuri beberapa negara yang memiliki bermacam-macam musim. Fauna yang ada di daerah tersebut seperti lumba-lumba Irawaddy, buaya Siamese, ikan kucing raksasa, dan beberapa burung seperti sejenis bangau besar dan bangau Sarus.
Seperti yang kita ketahui teluk Tomini terletak di daerah Sulawesi Utara, jika di lihat dari aspek landscapenya berdasarkan titik koordinatnya daerah ini merupakan daerah tropis, di mana ada bagian teluk yang dilewati khatulistiwa. Dari aspek biodiversitasnya, flora dan fauna yang ada pada daerah ini tentunya flora dan fauna yang ada pada daerah tropis. Adapun Flora yang hidup pada daerah tropis seperti mangrove, terumbu karang, lamun pantai, nipah dan lain-lain. Sedangkan fauna yang pada daerah seperti ini seperti ikan-ikan endemik (ikan baung, lais dan seluang) yang secara genetik memiliki kesamaan dengan ikan-ikan air tawar pulau Sumatera.

3. Jelaskan produk alami dan jasa atau manfaat dari kuala?
Produk alami dan jasa atau manfaat dari kuala adalah menjadi salah satu kawasan yang sangat produktif, menjadi tempat mencari makan (feeding ground), tempat perkawinan (breeding ground) bagi berbagai jenis ikan dan bahkan terdapat sarang yang menjadi tempat tinggal bagi jenis hewan lainnya. Mereka semua bergantung kepaa kekayaan makanan yang tersedia di kawasan kuala itu. Selain itu, manusia juga menggantungkan sebagian hidupnya di kawasan kuala ini, mulai dari mencari makan, pekerjaan perekonomian serta rekreasi. Dari 33 kota besar di dunia, 22 kota terletak di kawasan kuala.
Kuala merupakan tempat yang terletak di muara sungai, tempat dimana air tawar (sungai) dan air laut bertemu dengan kata lain kuala merupakan salah satu kawasan yang sangat subur, disini terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang unik karena lingkungannya menyediakan hara yang banyak akibat pertemuan antara air tawar dan air laut, sehingga menjadi air payau. Ini merupakan salah sati produk alami dari kawasan kuala disamping flora dan fauna yang ada. Produk alami yang dihasilkan dari kuala (estuari)selain itu adalah antara lain adalah ikan-ikan segar, diantaranya yang terkenal di Indonesia adalah ikan Hilsa toly, Hilsa elongata, Setipinna tatty, dan Lutjanus lutjanus, Lates calcalifer, dan Arius thalassinus. Selain itu daerah kuala juga menjadi salah satu daerah penghasil garam. Sedangkan jasa atau manfaat dari kuala antara lain adalah sebagai navigasi, budidaya laut, rekreasi, pengembangan pemukiman, dan pembuangan limbah. Selain nilai pakai langsung tersebut, estuari saat ini dikeringkan untuk produksi pertanian seperti di Cilacap.
Kawasan ini sangat penting karena menyediakan berbagai produk biologis dan ekonomi serta layanan lainnya. Selain menjadi habitat berbagai organime, kawasan ini juga merupakan penentu kebersihanan kesehatan lautan. Kawasan ini berfungsi sebagai filter dari berbagai kotoran, sampah dan material erosi yang berasal dari sungai menuju ke laut. Ini merupakan salah satu jasa dari kawasan kuala tersebut.
Estuari (kuala) merupakan habitat permanen berbagai jenis kerang-kerangan, ikan dan kepiting. Bahkan merupakan hunian untuk buaya muara. Kuala juga merupakan kawasan persinggahan berbagai jenis burung alam kegiatan migrasinya. Kuala merupakan pusat kegiatan ekonomi bagi kumunitas pesisir. Selain itu juga menyediakan kawasan rekreasi.
Pergerakan air di kawasan kuala mentransportasikan berbagai organisme, mensirkulasikan nutrisi dan oksigen, mentransportasikan limbah dan sedimen. Sekali atau dua kali pasang mendorong air laut yang mengandung kadar garam untuk memasuki kawasan kuala.
Selain itu, manfaat dari genangan dan aliran air pada bagian daratan kawasan kuala membentuk parit-parit (tidal-creek) yang berliku-liku dan kadang-kadang selalu tergenangi oleh sisa air dikala surut. Cekungan ini menjadi tempat ikan-ikan dapat terus bertahan. Sedangkan pada kawasan lapisan lumpur (mud flat) berkadar garam tinggi mengandung peat hasil dari pembusukan material organis di perairan. Tempat ini seperti lapangan, dimana hewan-hewan pembuat lubang-lubang singgah dan mengembangkan habitatnya.Adapun fauna-fauna yang hidup pada daerah ini seperti Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata), buaya muara dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas pun membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan. Tidak hanya itu, kuala terkadang juga menjadi tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi. Karena kekayaan yang alam itu lah, banyak manfaat yang di dapatkan dari daerah ini, kuala (estuari) tidak hanya menjadi tempat ikan-ikan mencari makan (feeding ground), tempat perkawinan (breeding ground) berbagai jenis ikan, kuala juga menjadi sumber ekonomi bagi nelayan, sehingga kuala juga dijadikan tempat pemukiman bagi warga yag menggantungkan hidupnya dengan kuala tersebut (komunitas pesisir). Selain itu, letak kuala yang strategis, sehingga kuala menjadi media penghubung yang sangat praktis antara daratan dan lautan sehingga kuala banyak digunakan sebagai tempat kapal berlabuh. Tidak dipungkiri dengan berlimpahnya kekayaan alam yang terdapat di kuala, menjadikan daerah kuala salah satu alternatif rekreasi.



Jawaban HandOut PLLB
VALUASI LAHAN BASAH

Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan contingent valuation method (CVM), hedonic pricing (HP), net factor income (NFI), dan the travel cost method (TCM)
2. Jelaskan mengapa proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan.
3. Bagaimana cara melakukan valuasi lahan basah
4. Prediksikan perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah.
Jawab :
1. Yang dimaksud dengan contingent valuation method (CVM), hedonic pricing (HP), net factor income (NFI), dan the travel cost method (TCM) adalah sebagai berikut :
a. Contingent valuation method (CVM) adalah survey berbasis ekonomi teknik untuk valuation non-pasar, seperti pelestarian lingkungan atau dampak pencemaran juga satu teknik yang digunakan untuk mengukur aspek. Metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode CVM digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi untuk semua jenis ekosistem dan jasa lingkungan dan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak.
b. Hedonic pricing (HP) adalah sebuah metode untuk memperkirakan permintaan atau nilai, serta digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi ekosistem atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar. Selain itu, juga dapat digunakan untuk memperkirakan keuntungan ekonomi atau biaya yang berkaitan dengan kualitas lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar., seperti polusi udara, air, atau kebisingan. Biasanya digunakan untuk variasi dalam harga perumahan yang mencerminkan nilai atribut lingkungan setempat.
c. Net factor income (NFI) adalah sebuah metode yang merujuk kepada properti bersih aliran pendapatan dari dan ke bagian dunia (pembayaran pada pendapatan bersih) plus jaring aliran kompensasi karyawan (bersih pada penerimaan kompensasi).
d. The travel cost method (TCM) adalah metode penilaian ekonomi yang digunakan dalam analisis biaya manfaat untuk menghitung nilai dari sesuatu yang tidak dapat diperoleh melalui harga pasar (yakni Taman Nasional, Pantai, dan Ekosistem) atau untuk memperkirakan nilai ekonomi yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi. TCM sering digunakan untuk menilai nilai taman, danau, dan daerah-daerah yang serupa.
2. Valuasi lahan basah meliputi penilaian terhadap tipe, ukuran, fungsi dan metode valuasi lahan basah tersebut. Proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan karena lahan basah merupakan ekosistem yang produktif, mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat yang bernilai bagi manusia. Bentang alam yang terbuka dan mempunyai bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan public sehingga menjadi semacam common property. Akan tetapi, lahan basah seringkali menjadi terlewatkan dan dianggap tidak bernilai dalam proses pengambilan keputusan dalam upaya pengelolaannya. Valuasi perlu dilakukan agar menjadi masukan neraca sumberdaya alam/lahan basah, sehingga dapat untuk meningkatkan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan basah yang tidak akan berakibat buruk terhadap lahan basah.
3. Cara melakukan valuasi lahan basah yaitu dengan melakukan penilaian terhadap tipe, ukuran, fungsi, dan metode valuasi itu sendiri, serta sosio-ekonomik dan variable georeference dalam bentuk GDP per kapita, kepadatan populasi, koordinat posisi geografis dan berbagai variable yang menggambarkan lahan basah kajian sifat-sifat lahan basah yang dimaksudkan. Untuk melakukan valuasi lahan basah dapat dengan beberapa metode yaitu sebagai berikut :
(a )Hedonic Pricing Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis dari ekosistem atau jasa/manfaat dari lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar beberapa barang. Metode ini paling banyak diaplikasikan dalam variasi harga tempat tinggal yang menggambarkan nilai dari atribut lingkungan setempat.
(b) Productivity Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis bagi produk-produk ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang turut mendukung produksi barang-barang yang dijual secara komersial.
(c ) Market Price Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis untuk produk-produk dari ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang diperjualbelikan di pasar-pasar komersial.

(d) Travel Cost Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi.
(e) Damage Cost Avoided, Replacement Cost, and Substitute Cost Methods
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang didasarkan atas biaya penghindaran dari bahaya yang diakibatkan oleh hilangnya jasa/manfaat dari suatu ekosistem, biaya untuk penggantian jasa/manfaat dari ekosistem, atau biaya untuk menyediakan penggantian jasa/manfaat dari ekosistem tersebut.
(f) Contingent Valuation Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk segala macam ekosistem dan jasa-jasa lingkungan. Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak, dan metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode ini juga merupakan mteode yang paling kontroversial dari metode penilaian non pasar.
(g) Contingent Choice Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk berbagai ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan secara virtual. Metode ini berdasarkan pertanyaan pada orang-orang untuk membuat penawaran antara menetapkan ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan. Metode ini tidak langsung menanyakan keinginan’kerelaan untuk membayar.
(h) Benefit Transfer Method
Metode ini digunakan memperkirakan nilai ekonomis suatu ekosistem dengan cara mentransfer perkiraan adanya keuntungan dari pembelajaran yang telah diselesaikan bagi lokasi lain.
4. Perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah tentunya adalah manfaat lahan basah itu sediri, karena sebagian dari lahan basah bergantung langsung pada proses geofisiknya, seperti kemampuan retensi sendimen, daya tampung banjir dan kapasitas buffer badai, kondisi iklim, biologis dan fungsi sosio-kultural termasuk dampak perubahan iklim global dan stabilitasnya, kelestarian keragaman hayati yang merupakan ornamental keindahan alami. Apabila iklim global berubah, akibatnya akan terasa secara langsung dan tidak langsung pada manfaatnya. Lahan basah itu sendiri secara berangsur juga akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda baik secara bioligis, fisik ataupun unsur kimia yang ada didalamnya yang tak lain merupakan dampak dari perubahan iklim global. Akibatnya, lahan basah yang alami secara berangsur akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda yang juga akan mendatangkan perbedaan manfaat beserta bahaya yang berbeda pula. Seperti timbulnya gejala El Nino yang mengakibatkan kekeringan. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada beberapa sungai dan rawa. Ancaman kekeringan akibat gejala El-Nino tentunya pula (kembali) menjadi faktor pendorong kebakaran hutan yang selama ini telah menghilangkan jutaan hektar lahan hutan. Selain itu, seiring dengan meningkatnya suhu bumi, maka es dikutub pun mulai mencair. Air laut yang merasuk hingga ke daratan dapat merusak keseimbangan ekosistem lahan basah. Ancaman terhadap naiknya permukaan air laut juga menjadi ancaman terhadap tenggelamnya pulau-pulau. Selain itu lahan-lahan pertanian menjadi kering karena kurangnya asupan air yang mengalir,sehingga banyak tanaman yg mati dan tidak dapat didayagunakan dan yang paling mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Kenaikan permukaan air laut juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove. Rusaknya mangrove akan berdampak pada abrasi pantai karena tidak adanya penahan gelombang. Begitu pula pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya penyaring polutan, dan berbagai spesies juga hilang. Serta, kegiatan budidaya perikanan tradisional akan terancam dengan sendirinya.

0 komentar: