BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 17 Juni 2009

Bertandang ke Tanah Laut

“The countries most vulnerable are least able to protect themselves. They also contribute least to the global emission of GHG. Without action they will pay a high price for the actions of others” (Kofi Annan in UNDP-HDR 2007/2008).

Seperti yang diutarakan oleh Bapak Kofi Annan, betapa pentingnya kita menjaga keseimbangan alam. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang kaya dan beragam sumber daya alamnya sangat rentan terhadap perubahan. Hingga saat ini telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut, wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah. Akankah kita hanya membiarkan kekayaan alam yang kita punyai ini dan menggunakannnya terus tanpa adanya pengelolaan yang berarti…?

Catchment Area in Damit

Melewati jalan penuh lubang dan berkelok tak mengurangi nikmatnya perjalanan, bertandang ke Tanah Laut adalah kali kedua bagi saya. Pada kesempatan kali ini, saya beserta teman-teman mahasiswa MIPA Unlam lainnya melakukan observasi di Pantai Takisung dan Desa Damit kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut.
Saya bahagia ketika akhirnya sampai di Pelaihari, ibu kota Kabupaten Tanah Laut. Tanah Laut tak hanya memiliki lahan pertanian yang terhampar mulai Pegunungan Meratus, tapi juga pantai dan bahkan sebuah pulau yang cukup besar, Di tengah gelora otonomi, kabupaten ini dibagi dua, yakni Tanah Bumbu, dengan ibu kota Pagatan sebagai daerah pemekaran baru, dan Tanah Laut sendiri, dengan ibu kota tetap di Pelaihari.
Perjalanan dari desa Pagatan Besar menuju Desa Damit kurang lebih dua jam. Kami harus melewati jalan penuh lubang dan berdebu, terlebih ketika akses jalan sempat macet dan terganggu oleh karena jalanan yang sempit. Tapi itu semua tak mengurangi nikmatnya perjalanan karena kami bisa menyaksikan pemandangan rawa dan tanah gambut, lengkap dengan rerumputan dan pohon perdu yang terhampar seluas mata memandang, termasuk kelapa sawit yang tumbuh subur menghiasi alam sekitar.
Damit merupakan salah satu daerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak dikawasan selatan pulau Kalimantan. Damit merupakan dataran tinggi dengan kadar DO dan tingkat kesadahan yang tinggi. Kawasan ini merupakan contoh dimana hutan telah rusak dan intervensi manusia harus dilakukan untuk mendapatkan air. Di bendungan (impoundment) inilah beberapa anak sungai kecil dan air hujan ditampung untuk keperluan pertanian dan perikanan. Adapun sumbernya berasal dari air serapan air hujan yang melewati gunung. Pasokan air didaerah ini sangat minim sehingga masyarakat disekitar dan pemerintah daerah membuat DAM untuk mencukupi pasokan air guna memenuhi kebutuhan masyarakat seperti bertani, budidaya perikanan, berkebun, mencuci dan berbagai aktivitas lainnya.
Di dalam kawasan ini terdapat beraneka macam flora dan fauna. Akan tetapi seiring dengan kemajuan aktivitas manusia, sehingga lingkungan sekitar mendapatkan tekanan yang berakibat pada kemungkinan adanya degradasi lingkungan dalam skala yang luas. Berbagai flora yang kami temukan di sana antara lain tanaman kangkung, teratai, ilalang, putri malu, dan lain-lain. Sedangkan fauna yang ada antara lain udang, seluang, nila, kalambuai, dan lain-lain.
Polusi unsur hara di danau dapat mengganggu keseimbangan biologis. Pada kawasan perairan di Damit airnya berwarna agak hijau lumut, hal ini mengindikasikan perairannya telah terkontaminasi bakteri. Danau yang tadinya miskin unsur hara (oligotropik) diperkaya dengan unsur P dan unsur hara lain sehingga kesuburannya meningkat menjadi sedang (mesotropik), dan seterusnya menjadi subur (eutropik). Proses ini disebut proses eutrofikasi. Sebagai akibat proses eutrofikasi ini maka terjadilah perkembangan algae yang sangat banyak (algae bloom), sehingga mengurangi tersedianya oksigen bagi ikan dan makhluk lain yang hidup dalam air tersebut. Selain itu air yang penuh algae akan mempunyai rasa dan bau yang tidak enak untuk keperluan air minum.
Pencegahan polusi unsur hara yang terbaik adalah dengan cara pemberian pupuk sedemikian rupa sehingga semua unsur hara dapat diserap tanaman. Dalam prakteknya hal demikian tidak mungkin dapat dilakukan sehingga dianjurkan penanggulangan yang lebih praktis yaitu dengan cara mencegah terjadinya erosi dan run off yang berlebihan dengan menggunakan kaidah-kaidah pengawetan tanah dan air
Penurunan kuantitas air lebih banyak disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air sehingga pada musim hujan air tidak sempat meresap kedalam tanah dan terjadi banjir. Musim kemarau persediaan air berkurang karena suplai air dari mata air juga berkurang. Penurunan kualitas air lebih banyak disebabkan oleh pencemaran berbagai limbah dari industri, rumah tangga dan pertanian.
Selain itu, daerah resapan merupakan komponen penting dalam sistem tata air suatu daerah. Tata air dapat diartikan sebagai suatu kondisi alami yang menggambarkan kejadian hidrologi dari sejak penerimaan air hujan, penyimpanan, pengisian sumber-sumber air, luaran air dan kehilangan air yang terjadi di suatu wilayah/daerah. Proses tersebut seharusnya berjalan secara normal dan seimbang.
Daerah kawasan tangkapan air ini masih layak untuk dipertahankan sebagai habitat berbagai organisme dan dialihkan fungsi untuk meningkatkan manfaatnya. Seperti yang dilakukan masyarakat sekitar dengan cara menanam karet, padi dan sayur-sayuran yang dapat menambah pemasukan bagi masyarakatnya.
Pemerintah harus melakukan program yang berkelanjutan dalam perbaikan lingkungan di daerah tangkapan air (catchment area) di hulu sungai yang selama ini kondisinya kritis, serta mengharapkan dukungan dari masyarakat sekitar dalam memelihara lingkungan sehingga diharapkan masyarakat akan turut serta memelihara lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS).
DAS merupakan suatu sistem sumber daya darat yang mempunyai komponen ganda dan dapat dimanfaatkan ke berbagai jurusan. DAS menampung air, menhgalihkan air tampungan lewat suatu sistem saluran dari hulu ke hilir dan berakhir penampungan air berupa danau atau laut. Penghijauan merupakan salah satu tindakan dalam pengelolaan DAS sebagai sumber daya darat. Penghijauan perlu dikaitkan dengan tindakan-tindakan lain yang relevant untuk memperoleh hasil yang memadai. Pada dasarnya DAS merupakan suatu satuan hidrologi.
Oleh karena itu, kita harus mempertahankan wilayah yang menjadi daerah tangkapan air ini, jangan sampai tidak dikelola sehingga menjadi timbunan untuk pemukiman dan kompleks pusat jasa. Akibatnya, air hujan yang diterima pada musim penghujan sebagai sumber penerimaan air menjadi tidak efektif, akibat rusaknya sistem penyimpanan air alami. Baik dalam profil tanah, lapisan-lapisan tanah atau batuan, maupun dalam tubuh perairan akibatnya terjadi peningkatan kehilangan melalui aliran permukaan, masuk ke saluran pembuangan, selokan yang dibangun di pemukiman, kawasan industri dan kawasan aktivitas lainnya. Kemudian masuk ke dalam saluran sungai sehingga sungai cepat mencapai debit puncak yang berarti mempercepat banjir.


Why ?? Where is The Takisung Beach…??

Perjalanan ke Takisung diwarnai pemandangan sawah, kebun kelapa, gerumbulan pohon rumbia, dan tentu semak perdu yang menjadi pemandangan khas banua Tanah Laut. Di beberapa jembatan kecil yang saya lalui, sepagi itu sudah terlihat orang-orang mencari ikan. Setelah melewati jembatan di muara Sungai Tabunio (tempat bersandar banyak kapal ikan), akhirnya saya tiba di Pantai Tekisung. Pantai ini terletak dalam kawasan Tanjung Selatan, yang jika dilihat dalam peta Pulau Kalimantan tampak mencolok lantaran menjorok cukup jauh ke Laut Jawa. Pantainya lebar, meski tak terlalu panjang, karena terhalang bukit yang menjulur ke laut. Pohon kelapa dan ketapang berjejer merimbuni pantai. Di kejauhan terlihat sebuah mercu suar warna kuning menyala. Beberapa kapal ikan juga terlihat diparkir di bibir pantai yang hampir tak berombak.
Saat mendekati pesisir pantainya.. why?? dimana pantainya?? Pantainya telah mengalami banyak perubahan, ternyata pantai takisung sudah mengalami abrasi, dan untuk mencegah abrasi semakin parah, oleh pemerintah setempat pantai takisung dibikinkan siring dari batu sehingga pantai takisung tidak memiliki lagi yang namanya hamparan pasir landai.
Kabupaten Tanah Laut termasuk daerah beriklim tropis basah karena tidak terdapat perbedaan musim yang jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun denga bulan-bulan relative basah antara Bulan Desember – Februari dan bulan-bulan relative kering antara bulan Juni – Agustus. Berdasarkan hasil penelitian antara 1915 – 1941, curah hujan bagian Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 150 hari/tahun dan di bagian Barat sampai dengan perbatasan kabupaten. Curah hujan berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayh Timur berkisar antara 2.000 – 2.500 mm.tahun.
Berdasarkan data curah hujan rata-rata bulanan dan perhitungan evapotranspirasi bulanan, maka Kabupaten Tanah laut setiap bulannya tidak mengalami kekurangan air. Tanaman tahunan tidak memerlukan adanya air irigasi pada bulan-bulan yang water balance-nya kurang dari 100 mm akan mengalami kekurangan air.
Pantai tangkisung yang terletak di Pelaihari kini mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut terjadi karena ombak yang semakin tinggi hingga ke daerah pemukiman para nelayan. Selain itu, di pantai terdapat sampah organik maupun sampah non organik yang dibuang di pantai. Sampah atau limbah organik itu juga menyebabkan pencemaran laut. Walau limbah dari rumah tangga/ pemukiman dapat teruraikan, tetapi dampaknya terhadap kestabilan hidup di laut cukup besar. Nelayan dan petani mengeksploitasi alam untuk keperluan hidupnya. Kawasan ini menjadi habitat berbagai organisme. Masyarakat bertani, berkebun, mengumpulkan hasil tangkapan laut, dan aktivitas lainnya. Sehingga mereka dapat berperan dalam kegiatan ekonomi, hukum, pemerintahan dan kemasyarakatan lainnya
Kerusakan daerah pantai dalam hal ini dapat ditinjau dari pengurangan daerah pantai serta sedimentasi dan pendangkalan muara. Tingkat pencemaran juga makin tinggi di sini, ini terjadi karena dua hal. Pertama, masyarakat masih memandang laut sebagai tempat pembuangan sampah. Kedua, tidak padunya kerja sama lintas sektoral dari aparat pemerintah. Sumber pencemaran perairan pesisir dan lautan dapat berasal dari industri, limbah cair pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping), pertanian, dan perikanan budi daya.
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya. Untuk mengetahui suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan suatu pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air.
Parameter Penentuan Kualitas Air Pantai Takisung adalah antara lain Kecerahan dan Kekeruhan. Kekeruhan pada perairan tergenang, lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus; sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya pernapasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air (Effendi, 2003).
Laut takisung berwarna kecoklatan hal ini diakibatkan banyaknya lumpur di dasar laut maupun di pesisir pantai sehingga laut pantai takisung menjadi keruh. Karena air laut pantai takisung makalh hal ini sangat mempengaruhi tingkah laku organisme akuatik. Selain itu peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya (Haslam, 1995) serta menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC menyebakan teradinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton diperairan adalah 20oC-30oC. Cahaya matahari yang masuk ke perairan akan mengalami penyerapan dan perubahan menjadi energi panas. Proses penyerapan cahaya ini berlangsung secara lebih intensif pada lapisan atas sehingga lapisan atas perairan memiliki suhu yang lebih tinggi dan densitas yang lebih kecil daripada lapisan bawah. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi panas pada kolom air (Effendi 2003). Selain parameter di atas kualitas air di Pantai Takisung juga dipengaruhi oleh konduktivitas serta salinitas di daerah tersebut.
Salah satu pencemaran yang terjadi adalah logsm berat. Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.
Sebagai contoh, bahaya yang dapat ditimbulkan oleh logam berat di dalam tubuh manusia antara lain
Cadmium (Cd) yang dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi
Kromium (Cr), Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal
Timbal (Pb) beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran, serta berbagai logam berat lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu saja rata-rata kandungan logam berat timbal (Pb) di perairan Pantai takisung adalah kurang lebih 22 kali lebihnya dari persyaratan baku mutu yang telah ditetapkan sedangkan rata-rata kandungan logam Cd di perairan pantai tersebut adalah 6 kali kelipatannya. Dari hasil yang ada jelas telah melewati baku mutu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 maupun berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No.28 Tahun 1995 yaitu kandungan logam untuk timbal (Pb) dan cadmium (Cd) tidak boleh melebihi 0,03 ppm dan 0,01 ppm pada suatu perairan.
Dari hasil pengukuran, suhu air yang ada berkisar 28 – 29oC yang mana masih berada pada kisaran toleransi suatu organisme laut yaitu berkisar 20 – 35oC. Selain itu pH air yang terukur sekitar 8, nilai ini menyatakan bahwa pH air bersifat alkalis, hal ini sangat mendukung untuk terjadinya laju dekomposisi pada suatu perairan
Dari gambaran kondisi fisik dan kimia perairan pantai, menjadi indicator pendukung terjadinya akumulasi logam berat pada organisme perairan yang berada pada pantai tersebut Banyak ditemukan ikan-ikan mati terdampar, terjadinya erosi dan abrasi di perairan serta adanya pencemaran dalam skala lanjut membuat kondisi perairan makin memprihatinkan. Tugas kita sebagai generasi muda untuk lebih bergerak aktif dan tanggap terhadap masalah-masalah lingkungan yang terjadi di sekitar kita. Apalagi peran pemerintah untuk melakukan pengelolaaan lahan pesisir yang lebih baik.
Save Our Borneo….!
*Dikutip dari berbagai sumber
Herda Ariyani (J1B108034)
FMIPA Kimia Unlam Banjarbaru

Sabtu, 06 Juni 2009

Midtes PLLB 2009

Soal:
1. Buatlah model polusi lahan rawa pasang surut yang telah dikonversi untuk sawah dengan menggunakan metode pertanian intensif. Perbandingan pupuk sintetis dan pupuk kandang yang digunakan adalah 1:2. Laju penguraian pupuk berbanding 2:6. Untuk menguraiakn pupuk tersebut diperlukan air sebanyak 1000 liter per bulan per hektar lahan. Untuk menghasilkan 5 ton gabah kering per tiga bulan diperlukan 100 kg pupuk sintesis. Untuk mengejar target produksi tahunan sebesar 5 M ton per tahun apa yang harus dilakukan jika pemakaian pupuk tidak boleh lebih dari 150 kg per hektar.
2. Untuk menaikkan pH air di kawasan budidaya perikanan dari 4 menjadi 5 diperlukan 100 ton kapur per bulan. Jika 1 liter air dengan pH 4 dirubah menjadi Ph 5 diperlukan 1 gram kapur. Berapakah jumlah air yang digunakan dalam kegiatan budidaya perikanan tersebut per bulan.
3. Sebutkan nama 6 sungai besar yang berasal dari pegunungan meratus dan bermuara di kawasan rawa (cekungan Barito) dan di sungai Barito.

Jawab:
1. Diketahui: Pupuk sintetis : Pupuk kandang = 1:2
Perbandingan laju penguraian = 2:6
Volume air untuk penguraian = 1000 liter/bulan.hektar lahan
5 ton gabah kering/3 bulan → 100 kg pupuk sintetis
Target produksi = 5 M ton/tahun
Syarat: massa pupuk ≤ 150 kg/hektar
Ditanya : Apa yang harus dilakukan untuk memenuhi target ?
Solusi :

a)Massa gabah kering
5 ton/3 bulan
1250000 ton/3 bulan*

b)Massa pupuk sintetis
100 kg
25.000.000 kg

c) Massa pupuk kandang
200 kg
50.000.000 kg

Jadi, total pupuk yang digunakan untuk memenuhi target sebanyak 75.000.000 kg/hektar, sedangkan syaratnya adalah hanya 150 kg/hektar.
Massa pupuk yang diperlukan : Massa pupuk menurut syarat = 500.000 : 1
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa yang harus dilakukan adalah memperluas lahan sawah menjadi 500000 atau 500.000 hektar.
Note:
*Karena target produksi sebesar 5 M ton/tahun jadi per 3 bulannya sebanyak 1.250.000 ton.

2. Diketahui: pH 4 → pH 5 = 100 ton kapur/bulan
1 liter airpH4 → 1 liter airpH5 = 1 gram kapur
Ditanya : volume air/bulan = ... ?
Solusi :
Ketentuan:
1 kg = 1000 gram
1 ton = 1000 kg
1 ton = 1000 x 1000 gram = 1 M gram
100 ton = 100 M gram
Perbandingan antara massa kapur dengan volume air yang digunakan :
1 gr → 1 liter
1 kg → 1000 liter
1 ton→ 1 M liter
100 ton → 100 M liter
Jadi, air yang diperlukan untuk menaikkan pH 4 menjadi 5 sebanyak 100 M liter atau sama dengan 108 liter.

3. Enam sungai besar yang berasal dari pegunungan meratus dan bermuara di kawasan rawa (cekungan Barito) dan di sungai Barito, antara lain :
Sungai Negara; Sungai Amandit; Sungai Riam kanan; Sungai Martapura; Sungai Alalak dan Sungai Kahayan.

Jawaban Hand Out PLLB

Jawaban HandOut PLLB
KUALA (ESTUARI)

SOAL

1. Tentukan posisi (titik koordinat) (1) Hudson Bay (2) Mekong River (3) Teluk Tomini (Petunjuk : Cari informasi ketigatempat di atas, cari posisi tersebut menggunakan google earth).
(1) Titik koordinat Hudson Bay: 5942’28.15 LU - 8438’48.94 BB.









Gambar 1. Hudson Bay (Kanada)
(2) Titik Koordinat Mekong River : 1541’59.72 LU - 10529’24.39 BT.










Gambar 2. Mekong River (Cina)





(3) Titik KoordinatTeluk Tomini : 035’35.04 LS - 12055’42.77 BT










Gambar 3. Teluk Tomini (Sulawesi Utara)

2. Jelaskan perbedaan ketiga lokasi tersebut sebagai kawasan kuala (dilihat dari aspek landscape dan biodiversity)!
Dilihat dari aspek landscapenya untuk kawasan Hudson bay berada di Negara Kanada. Berdasarkan titik koordinatnya pun kita dapat melihat keadaan yang terjadi pada daerah tersebut. Untuk Hudson bay yang terletak pada 5942’28.15 LU - 8438’48.94 BB, dapat kita lihat bahwa daerah ini terletak tidak jauh dari samudera Artik. Pada Samudera Artik suhu rata-rata untuk daerah ini pertahunnya sekitar -5C hingga -2C, dengan suhu paling panas berkisar 10,5C hingga 11,5C serta suhu yang paling dingin berkisar antara -19C hingga -16C. Setelah kita mengetahui suhu pada daerah tersebut, dari aspek biodiversitas kita dapat melihat apa saja keanekaragaman yang terdapat di daerah tersebut, baik itu flora atau fauna yang dapat hidup pada daerah tersebut.
Daerah Hudson bay agak dingin, jenis-jenis flora yang hidup sekitar daerah ini anatara lain sejenis pohon cemara, tamarack, shining willow, bebb willow, serta tumbuhan lainnya yang terdiri atas semak belukar eriacaceous, cottongrass, lumut sphagnum, teh Labrador utara, lapland rosebay, crowberry hitam, arbei, kutub lumut rusa, dan sebangsa lumut karibu. Selain itu di bagian utaranya tedapat tundra tanpa pepohonan, di bagian selatan terdapat taiga. Sedangkan untuk fauna yang dapat hidup di daerah ini baik di sekitar ataupun di dalam Hudson bay itu sendiri di antaranya hewan-hewan yang memiliki bulu yang dapat melindungi dirinya dari dinginnya suhu pada daerah tersebut seperti beruang kutub, musang, serigala, kelinci sepatu salju, kijang ekor putih, rusa besar, biri-biri dan lain-lain. Burung-burung diantaranya seperti burung hantu boreal, elang berekor merah, jalak hitam walet pohon, angsa kanada, angsa salju, Bebek hitam amerika, pintail utara, angsa tundra, belibis bersayap hijau, itik jantan, Bebek hitam burung belibis biru. Selain itu juga terdapat banyak jenis ikan, seperti ikan haring danau.
Sungai Mekong merupakan sungai terpanjang ke-12 dengan panjang berkisar 4.350-4909 km dan sungai terbesar volume ke-10 dengan luas kawasannya sebesar 795.000 km2. Berdasarkan aspek landscapenya sungai Mekong terbentang sepanjang Cina-Myanmar-Laos-Thailand-Kamboja hingga Vietnam. Karena variasi musim yang sangat berbeda dalam aliran dan adanya rapid dan air terjun membuat navigasi sangat sulit. Sedangkan berdasarkan aspek biodiversitasnya, sungai Mekong memiliki beranekaragam kekayaan alam karena alirannya yang menyusuri beberapa negara yang memiliki bermacam-macam musim. Fauna yang ada di daerah tersebut seperti lumba-lumba Irawaddy, buaya Siamese, ikan kucing raksasa, dan beberapa burung seperti sejenis bangau besar dan bangau Sarus.
Seperti yang kita ketahui teluk Tomini terletak di daerah Sulawesi Utara, jika di lihat dari aspek landscapenya berdasarkan titik koordinatnya daerah ini merupakan daerah tropis, di mana ada bagian teluk yang dilewati khatulistiwa. Dari aspek biodiversitasnya, flora dan fauna yang ada pada daerah ini tentunya flora dan fauna yang ada pada daerah tropis. Adapun Flora yang hidup pada daerah tropis seperti mangrove, terumbu karang, lamun pantai, nipah dan lain-lain. Sedangkan fauna yang pada daerah seperti ini seperti ikan-ikan endemik (ikan baung, lais dan seluang) yang secara genetik memiliki kesamaan dengan ikan-ikan air tawar pulau Sumatera.

3. Jelaskan produk alami dan jasa atau manfaat dari kuala?
Produk alami dan jasa atau manfaat dari kuala adalah menjadi salah satu kawasan yang sangat produktif, menjadi tempat mencari makan (feeding ground), tempat perkawinan (breeding ground) bagi berbagai jenis ikan dan bahkan terdapat sarang yang menjadi tempat tinggal bagi jenis hewan lainnya. Mereka semua bergantung kepaa kekayaan makanan yang tersedia di kawasan kuala itu. Selain itu, manusia juga menggantungkan sebagian hidupnya di kawasan kuala ini, mulai dari mencari makan, pekerjaan perekonomian serta rekreasi. Dari 33 kota besar di dunia, 22 kota terletak di kawasan kuala.
Kuala merupakan tempat yang terletak di muara sungai, tempat dimana air tawar (sungai) dan air laut bertemu dengan kata lain kuala merupakan salah satu kawasan yang sangat subur, disini terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang unik karena lingkungannya menyediakan hara yang banyak akibat pertemuan antara air tawar dan air laut, sehingga menjadi air payau. Ini merupakan salah sati produk alami dari kawasan kuala disamping flora dan fauna yang ada. Produk alami yang dihasilkan dari kuala (estuari)selain itu adalah antara lain adalah ikan-ikan segar, diantaranya yang terkenal di Indonesia adalah ikan Hilsa toly, Hilsa elongata, Setipinna tatty, dan Lutjanus lutjanus, Lates calcalifer, dan Arius thalassinus. Selain itu daerah kuala juga menjadi salah satu daerah penghasil garam. Sedangkan jasa atau manfaat dari kuala antara lain adalah sebagai navigasi, budidaya laut, rekreasi, pengembangan pemukiman, dan pembuangan limbah. Selain nilai pakai langsung tersebut, estuari saat ini dikeringkan untuk produksi pertanian seperti di Cilacap.
Kawasan ini sangat penting karena menyediakan berbagai produk biologis dan ekonomi serta layanan lainnya. Selain menjadi habitat berbagai organime, kawasan ini juga merupakan penentu kebersihanan kesehatan lautan. Kawasan ini berfungsi sebagai filter dari berbagai kotoran, sampah dan material erosi yang berasal dari sungai menuju ke laut. Ini merupakan salah satu jasa dari kawasan kuala tersebut.
Estuari (kuala) merupakan habitat permanen berbagai jenis kerang-kerangan, ikan dan kepiting. Bahkan merupakan hunian untuk buaya muara. Kuala juga merupakan kawasan persinggahan berbagai jenis burung alam kegiatan migrasinya. Kuala merupakan pusat kegiatan ekonomi bagi kumunitas pesisir. Selain itu juga menyediakan kawasan rekreasi.
Pergerakan air di kawasan kuala mentransportasikan berbagai organisme, mensirkulasikan nutrisi dan oksigen, mentransportasikan limbah dan sedimen. Sekali atau dua kali pasang mendorong air laut yang mengandung kadar garam untuk memasuki kawasan kuala.
Selain itu, manfaat dari genangan dan aliran air pada bagian daratan kawasan kuala membentuk parit-parit (tidal-creek) yang berliku-liku dan kadang-kadang selalu tergenangi oleh sisa air dikala surut. Cekungan ini menjadi tempat ikan-ikan dapat terus bertahan. Sedangkan pada kawasan lapisan lumpur (mud flat) berkadar garam tinggi mengandung peat hasil dari pembusukan material organis di perairan. Tempat ini seperti lapangan, dimana hewan-hewan pembuat lubang-lubang singgah dan mengembangkan habitatnya.Adapun fauna-fauna yang hidup pada daerah ini seperti Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata), buaya muara dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas pun membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan. Tidak hanya itu, kuala terkadang juga menjadi tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi. Karena kekayaan yang alam itu lah, banyak manfaat yang di dapatkan dari daerah ini, kuala (estuari) tidak hanya menjadi tempat ikan-ikan mencari makan (feeding ground), tempat perkawinan (breeding ground) berbagai jenis ikan, kuala juga menjadi sumber ekonomi bagi nelayan, sehingga kuala juga dijadikan tempat pemukiman bagi warga yag menggantungkan hidupnya dengan kuala tersebut (komunitas pesisir). Selain itu, letak kuala yang strategis, sehingga kuala menjadi media penghubung yang sangat praktis antara daratan dan lautan sehingga kuala banyak digunakan sebagai tempat kapal berlabuh. Tidak dipungkiri dengan berlimpahnya kekayaan alam yang terdapat di kuala, menjadikan daerah kuala salah satu alternatif rekreasi.



Jawaban HandOut PLLB
VALUASI LAHAN BASAH

Soal :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan contingent valuation method (CVM), hedonic pricing (HP), net factor income (NFI), dan the travel cost method (TCM)
2. Jelaskan mengapa proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan.
3. Bagaimana cara melakukan valuasi lahan basah
4. Prediksikan perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah.
Jawab :
1. Yang dimaksud dengan contingent valuation method (CVM), hedonic pricing (HP), net factor income (NFI), dan the travel cost method (TCM) adalah sebagai berikut :
a. Contingent valuation method (CVM) adalah survey berbasis ekonomi teknik untuk valuation non-pasar, seperti pelestarian lingkungan atau dampak pencemaran juga satu teknik yang digunakan untuk mengukur aspek. Metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode CVM digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi untuk semua jenis ekosistem dan jasa lingkungan dan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak.
b. Hedonic pricing (HP) adalah sebuah metode untuk memperkirakan permintaan atau nilai, serta digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi ekosistem atau jasa lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar. Selain itu, juga dapat digunakan untuk memperkirakan keuntungan ekonomi atau biaya yang berkaitan dengan kualitas lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar., seperti polusi udara, air, atau kebisingan. Biasanya digunakan untuk variasi dalam harga perumahan yang mencerminkan nilai atribut lingkungan setempat.
c. Net factor income (NFI) adalah sebuah metode yang merujuk kepada properti bersih aliran pendapatan dari dan ke bagian dunia (pembayaran pada pendapatan bersih) plus jaring aliran kompensasi karyawan (bersih pada penerimaan kompensasi).
d. The travel cost method (TCM) adalah metode penilaian ekonomi yang digunakan dalam analisis biaya manfaat untuk menghitung nilai dari sesuatu yang tidak dapat diperoleh melalui harga pasar (yakni Taman Nasional, Pantai, dan Ekosistem) atau untuk memperkirakan nilai ekonomi yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi. TCM sering digunakan untuk menilai nilai taman, danau, dan daerah-daerah yang serupa.
2. Valuasi lahan basah meliputi penilaian terhadap tipe, ukuran, fungsi dan metode valuasi lahan basah tersebut. Proses valuasi lahan basah ini harus dilakukan karena lahan basah merupakan ekosistem yang produktif, mempunyai sejumlah fungsi dan manfaat yang bernilai bagi manusia. Bentang alam yang terbuka dan mempunyai bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan public sehingga menjadi semacam common property. Akan tetapi, lahan basah seringkali menjadi terlewatkan dan dianggap tidak bernilai dalam proses pengambilan keputusan dalam upaya pengelolaannya. Valuasi perlu dilakukan agar menjadi masukan neraca sumberdaya alam/lahan basah, sehingga dapat untuk meningkatkan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan basah yang tidak akan berakibat buruk terhadap lahan basah.
3. Cara melakukan valuasi lahan basah yaitu dengan melakukan penilaian terhadap tipe, ukuran, fungsi, dan metode valuasi itu sendiri, serta sosio-ekonomik dan variable georeference dalam bentuk GDP per kapita, kepadatan populasi, koordinat posisi geografis dan berbagai variable yang menggambarkan lahan basah kajian sifat-sifat lahan basah yang dimaksudkan. Untuk melakukan valuasi lahan basah dapat dengan beberapa metode yaitu sebagai berikut :
(a )Hedonic Pricing Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis dari ekosistem atau jasa/manfaat dari lingkungan yang secara langsung mempengaruhi harga pasar beberapa barang. Metode ini paling banyak diaplikasikan dalam variasi harga tempat tinggal yang menggambarkan nilai dari atribut lingkungan setempat.
(b) Productivity Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis bagi produk-produk ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang turut mendukung produksi barang-barang yang dijual secara komersial.
(c ) Market Price Method
Metode ini memperkirakan nilai ekonomis untuk produk-produk dari ekosistem atau jasa/manfaat dari ekosistem tersebut yang diperjualbelikan di pasar-pasar komersial.

(d) Travel Cost Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang terkait dengan menggunakan ekosistem atau situs yang digunakan untuk rekreasi.
(e) Damage Cost Avoided, Replacement Cost, and Substitute Cost Methods
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis yang didasarkan atas biaya penghindaran dari bahaya yang diakibatkan oleh hilangnya jasa/manfaat dari suatu ekosistem, biaya untuk penggantian jasa/manfaat dari ekosistem, atau biaya untuk menyediakan penggantian jasa/manfaat dari ekosistem tersebut.
(f) Contingent Valuation Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk segala macam ekosistem dan jasa-jasa lingkungan. Metode ini dapat digunakan untuk memperkirakan nilai komoditas yang diperdagangkan atau yang tidak, dan metode ini adalah metode yang digunakan secara luas untuk memperkirakan nilai komoditas yang tidak diperdagangkan. Metode ini juga merupakan mteode yang paling kontroversial dari metode penilaian non pasar.
(g) Contingent Choice Method
Metode ini digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomis untuk berbagai ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan secara virtual. Metode ini berdasarkan pertanyaan pada orang-orang untuk membuat penawaran antara menetapkan ekosistem atau jasa/manfaat lingkungan. Metode ini tidak langsung menanyakan keinginan’kerelaan untuk membayar.
(h) Benefit Transfer Method
Metode ini digunakan memperkirakan nilai ekonomis suatu ekosistem dengan cara mentransfer perkiraan adanya keuntungan dari pembelajaran yang telah diselesaikan bagi lokasi lain.
4. Perubahan yang mungkin terjadi akibat perubahan iklim global terhadap lahan basah tentunya adalah manfaat lahan basah itu sediri, karena sebagian dari lahan basah bergantung langsung pada proses geofisiknya, seperti kemampuan retensi sendimen, daya tampung banjir dan kapasitas buffer badai, kondisi iklim, biologis dan fungsi sosio-kultural termasuk dampak perubahan iklim global dan stabilitasnya, kelestarian keragaman hayati yang merupakan ornamental keindahan alami. Apabila iklim global berubah, akibatnya akan terasa secara langsung dan tidak langsung pada manfaatnya. Lahan basah itu sendiri secara berangsur juga akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda baik secara bioligis, fisik ataupun unsur kimia yang ada didalamnya yang tak lain merupakan dampak dari perubahan iklim global. Akibatnya, lahan basah yang alami secara berangsur akan berubah menjadi lahan basah yang berbeda yang juga akan mendatangkan perbedaan manfaat beserta bahaya yang berbeda pula. Seperti timbulnya gejala El Nino yang mengakibatkan kekeringan. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan pada beberapa sungai dan rawa. Ancaman kekeringan akibat gejala El-Nino tentunya pula (kembali) menjadi faktor pendorong kebakaran hutan yang selama ini telah menghilangkan jutaan hektar lahan hutan. Selain itu, seiring dengan meningkatnya suhu bumi, maka es dikutub pun mulai mencair. Air laut yang merasuk hingga ke daratan dapat merusak keseimbangan ekosistem lahan basah. Ancaman terhadap naiknya permukaan air laut juga menjadi ancaman terhadap tenggelamnya pulau-pulau. Selain itu lahan-lahan pertanian menjadi kering karena kurangnya asupan air yang mengalir,sehingga banyak tanaman yg mati dan tidak dapat didayagunakan dan yang paling mencemaskan adalah berubahnya iklim sehingga berdampak buruk pada pola pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Kenaikan permukaan air laut juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove. Rusaknya mangrove akan berdampak pada abrasi pantai karena tidak adanya penahan gelombang. Begitu pula pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya penyaring polutan, dan berbagai spesies juga hilang. Serta, kegiatan budidaya perikanan tradisional akan terancam dengan sendirinya.